Contoh Studi Kasus Coca- cola vs Pepsi
Nama: Siti Fatimah
Nim: 192100134
Prodi: Perbankan Syariah
Mata kuliah: Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu: Ardy Wibowo, S.S.T.,M.B.A.
Tugas Contoh Studi Kasus pada Aspek
Organisasi
Contoh Studi Kasus Perseteruan Coca-Cola dan Pepsi
Sama-sama
tercipta dari tangan apoteker, dua merek minuman ringan jenis soda ini mulai
bertempur sengit sejak periode 1970’an. Salah satu jurus jitu yang kerap mereka
adu seringkali terkait dengan strategi pemasaran mulai dari spanduk, plakat,
sampai dengan iklan di berbagai media. Coca-Cola ditemukan tujuh tahun lebih
awal oleh John Pemberton pada 1886. Pepsi-Cola menyusul kemudian. Merek ini
hadir selepas bersalin nama dari 'Brad’s Drink' yang muncul pada 1893. Pada
1898, merek dagang Pepsi-Cola pertama kali digunakan, dan pada 1902, perusahaan
Pepsi-Cola resmi berdiri. Salah satu konflik yang terjadi diantara keduanya
ialah:
Perang Iklan Selama
beberapa dekade, Coca-Cola cukup populer di lidah masyarakat AS dan merajai
pasaran. Salah satu jurus pemasaran sakti Coca-Cola adalah dengan menggaet
tokoh imajiner "Sinterklas" sebagai bintang iklannya. Sinterklas
dengan ciri-ciri pria bertubuh tambun bersifat periang, berbaju jas merah dan
berjanggut putih, telah menjadi figur kampanye iklan Coca-Cola sejak tahun
1920’an. Wajah Sinterklas menggenggam Coca-Cola tersebar luas di berbagai
majalah belanja, termasuk The Saturday Evening Post. Masih terkait figur
Sinterklas, Coca-Cola pernah memasang lukisan Sinterklas karya Fred Mizen
sebagai iklan. Dalam lukisan tersebut, selain Sinterklas tergambar pula kolam
air mancur terbesar di dunia yang berisikan air soda. Kolam soda ini terletak
di department store terkenal Famous Barr Co., di Saint Louis, Missouri, AS.
Lukisan Mizen ini digunakan untuk iklan cetak The Saturday Evening Post pada musim
natal Desember 1930. Kiprah Sinterklas sebagai figur yang digunakan dalam
kampanye pemasaran Coca-Cola terus berlangsung hingga medio 1960’an. Berbagai
versi Sinterklas dengan Coca-Cola pun dibuat. Misalnya, Sinterklas mengantar
mainan dan bermain bersama anak-anak penerima hadiah, tak lupa sembari
menikmati Coca-Cola.
Kampanye
pemasaran Coca-Cola dengan bintang utama Sinterklas meluas tak hanya iklan
majalah, tetapi juga papan iklan, poster, kalender, dan boneka mewah. Banyak
dari barang-barang tersebut menjadi barang koleksi populer saat ini. Berbanding
terbalik dengan sang rival, awal kemunculan Pepsi terkendala berbagai persoalan
karena keuangan perusahaan kembang-kempis. Pepsi-Cola sejatinya baru mulai
mapan setelah Perang Dunia II usai dan sempat mengalami beberapa kali
reorganisasi, seperti bergabung dengan Frito-Lay Inc., dan bersalin nama
menjadi PepsiCo Inc., pada 1965. Nama Pepsi mulai terdengar tajinya pada 1975,
saat perseroan mengusung jurus pemasaran 'Pepsi Challenge' alias 'Tantangan Pepsi.'
Kampanye ini berupa tes rasa yang dilakukan secara buta: seseorang diminta
untuk mencicip dua soda secara langsung tanpa diberitahu apa yang diminumnya.
Hasilnya, 'Pepsi Challenge' seperti menjadi ajian sakti karena masyarakat lebih
menyukai rasa Pepsi ketimbang Coca-Cola. Ekspresi terkejut yang diperlihatkan
secara spontan oleh orang yang mencicip soda itu oleh Pepsi dijadikan materi
tayangan iklan televisi.
Dilansir
History, David Greising, penulis buku berjudul I’d Like the World to Buy a
Coke: The Life and Leadership of Roberto Goizueta (Goizueta adalah salah satu
CEO Coca-Cola), menilai bahwa 'Pepsi Challenge' bukan hanya gimmick atau tipuan
pemasaran. Sebab, lanjutnya, studi internal Coca-Cola mengkonfirmasi bahwa
konsumen memang lebih menyukai Pepsi jika hanya berpatokan pada rasanya saja.
Strategi ini nyatanya mampu membuat Pepsi menggandakan penjualan dan memperluas
pangsa pasar mereka di AS. Jika bertahun-tahun sebelumnya Coca-Cola berkuasa,
Pepsi akhirnya mampu mengejar ketertinggalan dengan menguasai 90 persen pangsa
pasar minuman ringan jenis soda pada 1983. Menangkal penjualan yang terus
terpuruk, Coca-Cola mengeluarkan beberapa jurus berbeda. Pada 1982, misalnya,
perusahaan merilis minuman 'bertema' diet: Diet Coke. Tahun berikutnya, Coca-Cola
merilis Coke dan Diet Coke versi bebas kafein dan menggunakan sirup jagung
sebagai pengganti gula. Lantaran penggunaan sirup jagung ini Coca-Cola Company
merumuskan ulang resep Coca-Cola pada April 1985, sebelum akhirnya merilis 'New
Coke' sebagai varian baru pada 1986. Sayang, pasar menyambut dengan negatif.
Lebih dari 400 ribu surat bernada tidak menyenangkan sampai ke markas Coca-Cola
Company sebagai wujud protes. Varian 'New Coke' hanya bertahan selama tiga
bulan di pasar dan dianggap sebagai kegagalan besar Coca-Cola Company.
Pada Juli
1986, CEO Coca-Cola Goizueta meyakinkan konsumen bahwa Coca-Cola akan kembali
kepada resep lama. "Kami mendengar Anda," ucap Goizueta pada
konferensi pers saat itu seperti dikutip dari buku The Coke Machine: The Dirty
Truth Behind the World’s Favorite Soft Drink (2010, hlm: 59) yang ditulis oleh
Michael Blanding (PDF). Kembali pada khitah rupanya memberikan hasil yang
positif kepada Coca-Cola, karena penjualan meningkat drastis. Jurus resep
klasik rupanya menjadi senjata ampuh bagi Coca-Cola Company. Persaingan
keduanya tak hanya berlangsung di bumi, namun hingga ke luar angkasa. Baik
Pepsi maupun Coca-Cola sama-sama meluncur ke ruang hampa dengan menumpang
pesawat ulang-alik Challenger. Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS atau
NASA menerbangkan Coca-Cola dan Pepsi dalam misi STS 51-F selama sepekan
terkait ketahanan wadah yang dibuat khusus untuk menahan kondisi pada gravitasi
nol.
Slogan,
Jingle hingga Bintang Iklan Perkara slogan dan jingle tak luput pula masuk
dalam pusara pertarungan kedua mereka tersebut. Slogan Coca-Cola yang dianggap
paling 'jitu' adalah 'Share A Coke’, di mana botol dan kaleng Coca-Cola bisa
dimodifikasi dengan nama individu konsumen. Uji coba mereka lakukan pada 2011
dan menghasilkan peningkatan penjualan sebesar 7 persen. Total lebih dari 18
juta tayangan iklan di media, dan lalu lintas di laman Facebook Coca-Cola
meningkat sebesar 870 persen. Mengutip CNN, kampanye slogan 'Share A Coke' ini
meluas hingga ke 70 negara pada 2014. Di sisi lain, Pepsi menjadi produsen
minuman berkarbonasi pertama yang menggunakan jingle pada tayangan iklan, yakni
pada 1939. Jingle mereka berjudul 'Nickel, Nickel' digunakan untuk mencerminkan
harga Pepsi yang lebih terjangkau dibanding sang rival, Coca-Cola. Dalam
perjalanannya, jingle iklan Pepsi sempat berganti nama menjadi 'Pepsi-Cola Hits
the Spot.' Lebih dari satu juta salinan jingle ini tersebar di mesin lagu
jukebox di seluruh AS, seperti dilansir The New York Times. Jurus-jurus
pemasaran kedua perusahaan tidak lengkap tanpa membahas bintang iklan yang
mereka libatkan. Mulai dari olahragawan, penyanyi terkenal, sampai pemain film
pernah terlibat dalam iklan kedua perusahaan tersebut. Masih dari CNN,
Coca-Cola merangkul Ray Charles, Aretha Franklin sampai band The Who sebagai
penyanyi jingle. Sementara iklan populer Pepsi dibintangi oleh Michael J. Fox,
Michael Jackson, sampai dengan Madonna. Madonna pernah menjadi 'juru bicara'
iklan Pepsi pada 1989, menyusul lagu duet David Bowie dan Tina Turner berjudul
'Modern Love' yang juga digunakan untuk iklan Pepsi pada 1987. Nama-nama
terkenal lain yang turut mengisi suara iklan Pepsi adalah Britney Spears,
Shakira, Katty Perry, Beyonce, Ricky Martin, hingga Ne-Yo. Sementara itu,
Whitney Houston, Paula Abdul, Elton John, Will I Am, Maroon 5, dan Selena
Gomez, adalah sederet penyanyi terkenal yang menyumbang suara untuk iklan
Coca-Cola. Pertarungan kedua merek juga terjadi di arena olahraga. Sejak 1928,
Coca-Cola identik dikaitkan dengan Olimpiade karena menjadi sponsor olahraga
akbar dunia empat tahunan itu. Pepsi sang rival memiliki kontrak jangka panjang
dengan NFL, kompetisi liga football AS. Perang besar keduanya kini turut berlanjut
ke dunia maya. Sementara ini, Coca-Cola menjadi pemenang dengan penggemar
Facebook dan Twitter yang lebih banyak dibanding Pepsi. Hingga tulisan ini
dimuat, laman Facebook Coca-Cola diikuti oleh sekitar 107 juta akun. Pepsi,
sementara itu, diikuti oleh lebih dari 37,8 juta akun. Di Twitter, jurang
perbedaannya sedikit lebih sempit. Follower akun Coca-Cola mencapai 3,34 juta
akun. Sementara Pepsi diikuti oleh 3,02 juta akun.[1]
Analisis kasus
Dalam contoh kasus diatas dapat
disimpulkan bahwa perseteruan antara coca cola dan pepsi berawal dari perang
iklan yang mana Persaingan
keduanya tak hanya berlangsung di bumi, namun hingga ke luar angkasa. Baik
Pepsi maupun Coca-Cola sama-sama meluncur ke ruang hampa dengan menumpang
pesawat ulang-alik Challenger. Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS atau
NASA menerbangkan Coca-Cola dan Pepsi dalam misi STS 51-F selama sepekan
terkait ketahanan wadah yang dibuat khusus untuk menahan kondisi pada gravitasi
nol. Pertarungan kedua merek juga terjadi di
arena olahraga. Sejak 1928, Coca-Cola identik dikaitkan dengan Olimpiade karena
menjadi sponsor olahraga akbar dunia empat tahunan itu. Pepsi sang rival
memiliki kontrak jangka panjang dengan NFL, kompetisi liga football AS. Perang
besar keduanya kini turut berlanjut ke dunia maya. Sementara ini, Coca-Cola
menjadi pemenang dengan penggemar Facebook dan Twitter yang lebih banyak
dibanding Pepsi. Hingga tulisan ini dimuat, laman Facebook Coca-Cola diikuti
oleh sekitar 107 juta akun. Pepsi, sementara itu, diikuti oleh lebih dari 37,8
juta akun. Di Twitter, jurang perbedaannya sedikit lebih sempit. Follower akun
Coca-Cola mencapai 3,34 juta akun. Sementara Pepsi diikuti oleh 3,02 juta akun.
Sumber:
Syafina, D. C. (2019, 10 07). Coca-Cola
vs Pepsi: Perseteruan Legendaris di Dunia Soda. Retrieved from tirto.id:
https://tirto.id/coca-cola-vs-pepsi-perseteruan-legendaris-di-dunia-soda-ei3Z
Komentar
Posting Komentar